My Writings in 2022

January 12th, 2022.

Gua ga suka sama statement "gimanapun mereka saudaramu" like hell I care soal hubungan as shallow as hubungan darah. Gua lebih appreciate hubungan antar individu. Lu hargain gua, gua hargain lu. Lu baik sama gua, gua baikin lu balik. Sesimpel itu sebenernya.

Diawal gua kasih kepercayaan 100% ke lu dan itu tanggung jawab lu mau naikin apa ngurangin level kepercayaan gua. Kalo gua ga bisa percaya lu lagi, itu karena lu yang gagal bertanggung jawab.

January 13th, 2022.

Orang yang menghargai hal-hal yang lu lakuin/sedang lu usahakan biasanya malah datang dari orang yang tak terduga daripada dari orang yang lu harapkan akan apresiasinya.

Saat gua ga mendapatkan apresiasi dari orang yang gua harapkan, gua pernah berpikir apa hal yang gua lakuin ini sia-sia. Tapi saat orang yang tak terduga berbicara kalau apa yang gua lakukan ini keren, gua tau gua berada di jalur yang benar and it keeps me going.

Dan satu hal lain yang gua sadari, lu ga selalu butuh tokoh besar nan sukses fafifu wasweswos untuk belajar life value. Orang yang hidupnya sederhana atau malah keliatan kek nolep/no life, mereka malah hold life value yang actually simple tapi ngena, dan mereka juga keren kok!

January 15th, 2022.

[ S U I C I D E ]
By: Arum Ratnaning Ratri

I didn't die
In that room number 13
Some believe 13 means bad luck
Such a perfect place to do it
For someone who always isn't in the favor of luck
Hadn't successfully written that letter either
Failed to convey how much I hate them
It still sounds like a perfect plan
Yet I am just
A coward
Who fucking missed the chance
Who didn't take real action to execute it
Who is staying alive now
With nightmares.

Pic taken from unvirgin,
a work by ohmnonnn on twt


February 20th, 2022.

Ngerasain capek banget jadi manusia. Ada senengnya sih, tapi banyakan enggaknya. Mana tega gua bawa manusia lain ke dunia untuk jalanin hidup yang kayak gitu?

March 7th, 2022.

My silent treatment is so loud I make sure you get the idea that I don't want to communicate with you ever again in any way.

March 17th, 2022.

Sometimes gua ngerasain fomo dalam hal materil, what keep me in track are my bigger goal (bebas dari takut kekurangan uang saat butuh) and a question "gua memang butuh atau ga?". Hope those can work for a long time.

April 23rd, 2022.

I don't do serious and committed romantic relationship. I don't wanna get married. I don't wanna have a baby. Society will surely judge me cewe rusak karena ga menjalankan kodratnya wkwkwkwk

July 2nd, 2022.

Prompt of the week podcast IndahG kali ini menarik sekali. Parenthood.

Jujur, menjadi orang tua dan memiliki anak itu hal yang menakutkan bagi gua. Growing up, I learn that mau lu hidup di keluarga mampu atau ga mampu, you still suffer being alive, you still feel pain in any way.

Honestly, I hate being alive, I hate being born to this world. Default menjadi orang tua adalah lo pasti sayang sama anak lo. Tapi apa lo tega melihat dia suffer hidup di dunia? Even gua percaya diri nih akan berusaha menjadi orang tua terbaik bagi anak gua, diluar sana akan tetap ada banyak hal yg menyakiti dia. Dia akan sedih, dia akan menyesali hidup di dunia, dia akan membenci gua yang orang tuanya ini karena telah ngelahirin dia. Gua rasa gua ga akan mampu melanjutkan hidup kalau tau anak gua membenci gua.

Dan karena itu juga, mungkin cara berpikir gua dalam hal relationship menjadi berantakan. Gua takut menjalin hubungan yang serius dan juga menerima confession.

Back then in high school, I was still young, pikiran gua belum sebelibet sekarang. Gua ngedeketin bule Amerika, and he confessed to me. Dan reaksi gua apa? Gua panik, gua takut. Akhirnya gua block dia. Padahal gua yang deketin. Secara alam bawah sadar aja, saat gua masih muda, gua udah segini besar ketakutannya.

The same thing repeated in university. Gua deketin dia, gua melihat gelagat dia yang ingin mulai menjalin hubungan dengan gua. Sebelum dia confess, udah gua patahin duluan dengan bilang "gua ga bisa ngejanjiin lu apa-apa, gua suicidal dan bahkan gua ga tau kapan gua akan ke-trigger, I can die anytime. Lu boleh cari yang lain selama sama gua, gua ga akan ngelarang. But for now, gua ga mau ada status diantara kita." Dan beberapa waktu berlalu, he asked me "kamu mau ga jadi istri aku?" I internally freaked out (again, panik dan ketakutan) karena dia mulai melihat hubungan gua dan dia ke jenjang yang lebih serius when I couldn't give him that. Bukan masalah bersama siapanya, gua memang ga mau dan ga akan menikah. Gua melihat pertanyaan dia itu sebagai sinyal/alert untuk gua harus segera mengakhiri hubungan ini. Padahal kita masih mahasiswa dan untuk ke jenjang itu masih butuh waktu yang panjang, tapi gua ga mau membuang waktu dia untuk bersama gua yang ga akan bisa memberikan kepastian apapun.

I fucked up every relationship I've had karna trauma dan visi/value gua yang bersebrangan dengan culture disini.

So, yeah. I better go seek a psychologist or therapist or whatever. I'm definitely sick in the head.

Link to the youtube podcast I mentioned in the beginning: https://youtu.be/266hiFQTByA?si=3azwL7-5Tfv_5FnV

August 8th, 2022.

Semakin dewasa, gua cuma ingin orang-orang tau gua sebagai sosok yang gagal aja, ga mau mereka tau gua udah di titik/milestone kehidupan yang mana.

Jadi, misal, saat X membandingkan/menyaingkan gua dengan sosok A, ya biar si A aja yang menang, karena gua tau diri gua ga akan menyimpan senseless resentment (dendam/kebencian yg ga masuk akal) ke pihak A cuma karena kompetisi yang dibuat orang lain.

Kalau akibatnya gua jadi direndahin sama orang-orang, yaudah, hidup ga berputar di sekitar mereka-mereka saja, masih ada lainnya yang memberikan positive vibes.

Dewasa ini, gua ga mau orang-orang menyukai gua karena apa yang gua punya atau background gua atau hal materil lainnya. Biar mereka murni lihat dan judge dari personality gua aja.

Walaupun kadang masih suka update saat gua lagi nongkrong di tempat pricey, gua mulai ngurangin banget sih. Sekarang lebih suka ngestory meme atau hal yang lagi gua pikirin. Secara drastis juga udah ga nontonin story mutuals lagi karena ngurangin kepo/ngurus hidup orang lain. I mind my own business, you do yours.

Dan ada beberapa kutipan dari beberapa buku yang saya baca...

August 24th, 2022.

Untuk mengakhiri selesainya saya membaca buku Psychology of Money karya Morgan Housel, ada 2 hal yang ingin saya kutip dan bagikan:

"Manfaat bergaya hidup dibawah kemampuan adalah menghindari ban berjalan psikologis harus mengimbangi orang lain."

"Keberhasilan sejati adalah keluar dari balap tikus untuk mengatur kegiatan sendiri demi kedamaian jiwa (True success is exiting some rat race to modulate one's activities for peace of mind)."

September 14th, 2022.

Untuk menutup selesainya saya membaca buku Atomic Habits karya James Clear, ada satu kutipan yang mau saya bagikan:

"Kebahagiaan bukan tentang peraihan kenikmatan. Kebahagiaan adalah situasi yang anda masuki ketika tak lagi ingin mengubah situasi anda. Damai terjadi ketika anda tidak mengubah pengamatan Anda menjadi masalah. Hasrat anda bukanlah sesuatu yang tak terkendali."

Misal, anda tidak berhasrat karna tidak adanya situasi yg ingin dirubah, maka pikiran anda tidak membangkitkan masalah yang harus anda pecahkan, lalu anda semata hanya mengamati dan hadir dalam situasi itu. Itulah kenapa dikatakan bahwa hasrat bukanlah sesuatu yang tak terkendali. Because it is actually controllable.

October 6th, 2022.

Rasanya senang punya gelar dalam bidang yang gua sangat passionate, karena memang gua ga mau menjadikan English hanya sekedar passion, tapi sesuatu yang mau gua pursue secara professionally and academically. Walaupun banyak kekecewaan lainnya yang mengikuti selama bergelut dengan skripsi, gua percaya everyone has their own timing, termasuk untuk gua. Ga foto studio karena gua udah cukup lelah dengan banyaknya persiapan ini dan itu untuk menghadiri wisuda luring. Jujur, ini effort gede banget bagi gua karena gua bahkan ga pernah hadir pas wisuda SMP dan SMA. I just didn't want to.

So, please allow me to reintroduce myself. I am Arum Ratnaning Ratri, S.S.

Besar harapan akan ada lagi gelar tambahan tersemat. Will never stop learning.




December 1st, 2022.

HOW NOT TO TAKE THINGS PERSONALLY?
By: Frederik Imbo on TedXMechelen

When we take things personally, we tend to blame others, that they are responsible of our feelings. It's our ego that says that. Our ego thinks that others should take us into consideration.

Do you realize that if we don't take things personally, no one has power over us? That we are free?

These are strategies how to not take things personally:

1. It's NOT about ME
Try to look at others' perspectives or intentions. Shift your focus from ME to WE. Make space for understanding instead of irritation. 80% of what we think are negative thoughts, so it will take a lot of training to see the positive intention of someone.

2. It IS about ME
Look in the mirror and question yourself because it has something to do with your insecurity. We can only take things personally if it touches a raw nerve, so give yourself some empathy, or speak up by telling what's going on inside you. By opening up, by being vulnerable, by telling what you feel without blaming the other one, you will increase the chance that the other one will understand you.

To conclude, whatever people do or say, always keep your value.

December 8th, 2022.

The third book I've finished reading this year is I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki by Baek Se Hee. Dan satu quote yang ingin sekali saya bagikan kepada mutual saya adalah:

"Meski aku sudah mengetahui bahwa aku tidak akan mendapatkan kebebasan, aku tetap berjalan tanpa arah dan tujuan menyusuri jalan yang ada di hadapanku. Akhir dari jalan ini telah dihilangkan. Aku ingin membuat jalur yang baru, maka aku pun berjalan di tempat yang sebenarnya bukanlah jalan. Namun, lahan berkerikil yang terjal tidak akan berubah menjadi jalan meskipun aku menggali atau berjalan diatasnya. Satu-satunya yang terjadi adalah kerikil di jalan itu akan tertendang oleh langkah kakiku."

Walaupun gua ga sepenuhnya bisa menangkap maksud dari sang penulis, tapi gua cukup relate untuk pernyataan awal yang ditulis. Kayak, semakin dewasa, semakin besar rasa longing itu terhadap freedom, tapi semakin besar juga kesadaran bahwa gua ga akan mendapatkan kebebasan yang gua idamkan itu. Semakin dewasa.. dewasa.. haha. The more reality kicks in, right?

Sekian tulisan yang lahir dari pemikiran random, kompleks, dan (harapannya) dalam. 2022 was considered a dark year for me, though I graduated in the same year. Too many sins I committed in this year as well in the excuse of feeling lonely and messed up.

I hope 2022 worked out well for you, guys?

XOXO,
Arum.

Komentar

Postingan Populer