Book Reading and Review Year 2023

Hanya menuangkan buah pikiran dari hasil membaca buku-buku yang diselesaikan selama 2023. Mungkin kalian dapat menemukan ketertarikan yang sama seperti saya terhadap buku-buku tersebut. Kalau tidak, tentu tidak masalah, it's fine really.


Reading List 2023:
1. The Subtle Art of Not Giving a Fuck (~13 Januari)
2. Rich Dad Poor Dad (15-31 Januari)
3. The Magic of Thinking Big (9-25 Februari)
4. The Things You Can See Only When You Slow Down (28 Februari - 7 Maret)
5. Divortiare (14-17 Maret)
6. An Abundance of Katherines (20-31 Maret)
7. The Little Prince (2-5 April)
8. Norwegian Wood (6 April - 25 Mei)
9. Rich Dad's Cashflow Quadrant (26 Mei - 8 Juni)
10. Rich Dad's Increase Your Financial IQ (9-23 Juni)
11. The Phantom of the Opera (27 Juni - 10 Juli)
12. Filosofi Teras (11-25 Juli)
13. The Lovable Lady Formula (27 Juli - 2 Agustus)
14. Sapiens (10 Agustus - ... )

January 13th, 2023

Buku bacaan yang menjadi pembuka dan mengawali tahun 2023 gua sangat sangat keren. Kalau kalian membaca postingan bacaan gua di tahun 2022, quotes terbanyak yang gua ambil cuma 2 dari setiap bukunya, tapi buku ini berhasil menciptakan rekor dengan 8 quotes! Wow!

The first book in year 2023 is Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat atau versi English nya yaitu The Subtle Art of Not Giving A Fuck by Mark Manson. Okay, without any further ado, here are the quotes:

"Semakin mati-matian Anda ingin bahagia dan dicintai, Anda akan menjadi semakin kesepian karena merasa ketakutan, terlepas dari banyaknya orang yang berada di sekitar Anda."
"Anda tidak akan pernah bahagia jika Anda terus mencari apa yang terkandung didalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan."

...yang berbicara mengenai kebahagiaan dan cinta. 2 hal yang cukup menjadi concern bagi saya pribadi. Karena setiap ditanya life goal, jawaban yang gua berikan pasti ngawang, which is kebahagiaan. Sebenarnya bahagia itu apa? Buku ini membahas hal tersebut dan membuka pikiran gua.

Gua pernah mencari video TED Talk bertema kebahagiaan/happiness dan came across a Youtube video berjudul "What Makes A Good Life?" dengan pembicaranya yaitu Robert Waldinger. Good thing I wrote down intisarinya, ternyata bisa terbahas disini. A study's result says good relationship keeps people happier and healthier. Dikatakan pula bahwa loneliness kills, dan gua merasakan itu.

Saat kita mendengar kata relationship, pasti yang terlintas adalah hubungan asmara yang membuat kita merasa dicintai oleh seseorang. Sehingga yang kita kejar dalam hidup adalah kebahagiaan dan perasaan dicintai. Buku ini memiliki pemilihan breakdown topic yang cerdas, bukan?

"Kebebasan mutlak, pada dasarnya, tidak ada. Untuk mendapatkan makna dan merasakan pentingnya sesuatu dalam hidup seseorang adalah dengan menolak alternatif yang ada, menyempitkan kebebasan, pilihan untuk berkomitmen pada satu hal, satu keyakinan, atau satu orang."

Gua sampai saat ini masih mengaitkan kebahagiaan pada kebebasan. Bahwa kalau gua tidak mendapatkan kebebasan, gua ga akan pernah bahagia. Sehingga gua terus mencari definisi dari kebebasan apa yang gua coba raih selama ini. Gua akhirnya dapat mendefinisikan itu. Tapi dalam buku ini, Mark mengatakan bahwa kebebasan mutlak sesungguhnya tidak ada. Gua ingin sekali segera menyadari apa yang Mark maksud disini. Mungkin gua belum hidup cukup panjang dan cukup memiliki banyak pengalaman hidup untuk mengerti apa yang Mark coba sampaikan pada pembacanya. Gua yakin kutipan Mark tersebut tidaklah meaningless. Semoga gua segera sampai pada titik pencerahan itu.

"Bahwa hidup itu sendiri adalah suatu bentuk penderitaan. - Buddha."

Sebenarnya Mark hanya mengutip pernyataan dari Buddha. Ini gua ga bohong ya, tapi gua udah mendapatkan pencerahan yang sama entah dari beberapa tahun lalu. Gua menyadari bahwa hidup seenak atau ber-privilege bagaimanapun akan tetap menderita. Yang mengantarkan kepada sebuah vision yang sampai sekarang masih gua pegang, gua ga mau melahirkan manusia-manusia lain ke dunia ini hanya untuk menderita. Jadi gua cukup kaget dapat menemukan makna yang sama dalam pernyataan dari seorang figur besar, sang Buddha.

"Yang dimaksud dengan self-improvement sesungguhnya adalah memprioritaskan nilai-nilai yang lebih baik, memilih hal-hal yang lebih baik untuk dipedulikan."

Saya masukkan quote diatas untuk menjelaskan kepada pembaca blog ini yang mungkin bertanya-tanya apa sih self-improvement itu.

"Anda bisa saja mendapatkan banyak uang dan tetap menyedihkan, atau miskin namun bahagia. Karena itu, mengapa menggunakan uang sebagai alat untuk mengukur harga diri saya?"
"Nilai paling mendasar yang dihidupinya adalah menjadi sederhana dan rendah hati. Dan itu tidak ada ujungnya."
"Untuk bisa sungguh-sungguh bodo amat terhadap sesuatu, seseorang perlu sampai pada tahap semi-spiritual dimana orang tersebut menyadari kefanaan dirinya. Dalam situasi itu, seseorang seperti-nya tidak akan terlilit aneka bentuk kelekatan."

Gua ingin menceritakan diri sendiri terkait 3 quotes tersebut. Gua hidup dengan kondisi ekonomi sangat sangat berkecukupan. Bagaimana tidak? Gua anak dari seorang karyawan perusahaan BUMN di Jakarta dan seorang PNS DKI Jakarta. Makmur sekali ya kan? Tapi seorang temen gua pernah berkata begini, "Cuma lu doang anak PNS yang gua kenal yang ga manfaatin koneksi orang tua lu. Aneh lu, Rum."

Jujur, gua ga memanfaatkan kekayaan orang tua gua untuk live lavishly. Yang kenal gua pasti paham gua hidup sederhana, no branded stuff. Gua bisa njir minta semua barang-barang mahal yang bisa bikin gua tampak wah hanya untuk impress people, but I don't. Pertama, gua ga pengen barang-barang begituan. Kedua, gua ga peduli pendapat orang wkwk. Living in this family, gua menyadari uang ga memberikan gua kebahagiaan. My parents shower me with money, tapi gua ga bahagia. Bahkan gua sempet berandai, gua rela trade this family beserta semua privilege uangnya dengan keluarga yang bisa memberikan gua rasa "pulang ke rumah" yang ga gua dapatkan in this family. Karena meskipun lu miskin, saat lu punya keluarga yang support dan menjadi rumah sesungguhnya, lu akan selalu semangat mencari uang itu. Saat lu lelah dengan dunia yang keras, lu punya rumah berupa orang-orang yang lu sayangi untuk mendapat recharge tenaga. Tapi, gua juga bisa miss disini. Karena sesungguhnya kita tidak boleh menjadikan sosok manusia sebagai rumah. Again, di dunia ini, we only have ourselves to count on. But a support would feel nice still, no? Hahaha.

Money brings comfort dan kenyamanan dunia adalah fana, bagi gua. Di hidup ini, gua ga mau melekatkan diri gua dengan kesenangan fana yang dunia berikan melalui uang. Gua juga ga suka kalo orang berbaik hati ke gue karena tau orang tua gua kerjanya apa lalu mengkalkulasi nominal pendapatan mereka. wkwkwk. Jadi, tolong jangan nilai gua dengan uang yang gua miliki, apalagi dengan uang yang orang tua gua miliki. It's theirs, not mine. Tahun lalu, gua sempat menulis status di Facebook bahwa gua ga pengen orang-orang tau pencapaian gua apa, atau sudah sampai life stage manakah gue, supaya mereka taunya gua sebagai orang gagal aja. Biar mereka menilai gua hanya dari personality gua. Lalu dari situ, tentukan apakah mereka tetap mau dekat dengan gua atau ga. As simple as that.

Gua setuju dengan nilai hidup yang dikatakan Mark. Kesederhanaan dan rendah hati. Saat lu meletakkan nilai hidup lu pada misal kesuksesan, saat lu sudah merasa sukses, lu akan kehilangan nilai hidup. You'll feel lost for awhile until you find another life value. Tapi kesederhanaan dan rendah hati ga memiliki ujung. You can hold onto those values till the very last breath you take in this world. Tidak ada ujungnya, kecuali kematian.

Mark memilih  topik kematian sebagai bab penutup bukunya. Ia mengutip a saying in Portuguese — Ele dobra o Cabo da Boa Esperança — (He is rounding the Cape of Good hope). Dan gua ingin pembaca blog gua ini untuk mencari tahu makna dari pepatah Portugis tersebut melalui sebuah tulisan di Medium ini (link here). Di umur gua yang baru mau mencapai seperempat abad ini, mungkin terlalu dini bagi gua untuk berpikiran begini, tapi gua sudah sampai pada tahap spiritual "I am prepared to die at any time."

Sebelumnya memang gua cukup suicidal. Dulu gua berharap dan ingin sekali cepet mati, but I've shifted my mindset from "I want to die" to "I am prepared to die at any time." Menurut gua, kesan yang diberikan berbeda. I want to die memberikan kesan gua ga peduli lagi sama hidup gua. Tapi gua saat ini lebih ingin bersikap optimis. Pepatah Portugis tersebut bermakna the person’s life is in its final phase — “when I am done accomplishing all I could.” Artinya gua telah terlebih dahulu mencapai segala yang gua ingin lakukan dan bisa gua lakukan, bukannya menyerah seperti kesan yang diberikan oleh "I want to die."

Buku ini menyentuh segala aspek pemikiran gua. Sebuah brainstorming. I love the effects this book gave me. I feel the improvement in my way of thinking. Great book. 10 out of 10.

January 31st, 2023

Ga nyangka bulan Januari bisa selesaiin 2 buku huhuhu perkembangan yang sangat memuaskan tapi mari tidak berpuas diri wkwk so, the second book this year is Rich Dad Poor Dad by Robert T. Kiyosaki. Tulisannya sih buku bisnis dan manajemen, ya memang membicarakan soal manajemen keuangan gitu, tapi yang gua dapatkan adalah pengembangan diri dari segi cara berpikir. Sebelum memulai dengan quotes dalam buku dan diikuti impression/understanding, gua mau mengutip puisi yang berada di buku ini, yang juga Robert Kiyosaki kutip, milik Robert Frost.

The Road Not Taken
Two roads diverged in a yellow wood,
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth;
Then took the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,
And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads onto way,
I doubted if I should ever come back.
I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence;
Two roads diverged in a wood, and I--
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.

Dua jalan bercabang dalam hutan,
Dan sayang aku tak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, lama aku berdiri
Dan memandang satu jalan sejauh aku bisa
Sampai ke kelokannya yang mengarah di balik semak belukar;
Lalu aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin lebih baik,
Karena berumput segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,
Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Tanpa jejak yang berbalik arah.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan terkait,
Aku ragu apakah akan pernah kembali.
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku--
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya.

Menemukan jalan hidup kita memang ga mudah. Ga ada yang tau apakah jalan yang dilalui sudah benar, atau bahkan ga tau jalan mana yang sebaiknya diambil. Tapi gua setuju dengan pernyataan Robert berikut.

"Sepertinya jalan hidup saya tidak ditemukan di pikiran. Jalan hidup kita adalah mengetahui apa yang ada di hati kita."

Lalu, apa lagi yang dapat dipelajari dari kehidupan, tidak peduli jalan mana kita sedang berada saat ini?

"Pada sebagian besar kesempatan, hidup tidak bicara padamu. Hidup semata mempermainkanmu. Setiap peristiwa itu memiliki arti, 'Bangun. Ada sesuatu yang aku ingin kamu pelajari.'"
"Sebaiknya kau mengubah sudut pandangmu. Kalau kau sadar bahwa kaulah masalahnya, kau bisa mengubah diri, belajar sesuatu, dan menjadi lebih bijak. Kebanyakan orang ingin orang lain di dunia berubah, tapi diri mereka tidak. Mari saya beritahu, lebih mudah mengubah dirimu sendiri daripada mengubah orang lain."

Gua rasa cukup sekian membahas soal kehidupan. Now, moving on, gua mau membahas soal balap tikus yang interestingly sudah disebut beberapa kali di buku-buku yang gua baca sebelumnya.

"Ketamakan atau nafsu membuat kita mulai berpikir tentang semua hal indah yang bisa dibeli dengan uang. Itulah yang saya sebut balap tikus. Uang mengendalikan hidup mereka, dan mereka menolak mengatakan kebenaran ini. Uang mengendalikan emosi dan jiwa mereka. Mereka menginginkan uang untuk kesenangan yang mereka pikir bisa mereka beli. Tapi kesenangan yang dibawa oleh uang sering kali tidak lama, dan mereka pun segera menginginkan uang lebih banyak untuk mendapatkan kesenangan lebih banyak, kenikmatan lebih banyak, kenyamanan lebih banyak, dan rasa terjamin lebih banyak. Tapi uang tidak bisa melakukannya."

Di review buku sebelumnya, The Subtle Art of Not Giving A Fuck, gua juga merasa bahwa uang bukanlah segalanya, kenyamanan yang diberikan uang adalah fana, dan gua ga mau terikat dengan uang. Tapi kemudian gua di counter attack langsung sama buku ini anjir. hahaha. Clever.

"Menghindari uang itu sama gilanya seperti terikat pada uang. Begitu banyak orang berkata, 'Oh, saya tidak tertarik dengan uang.' Tapi mereka bekerja di suatu tempat selama delapan jam setiap hari. Itu menyangkal kebenaran. Bersikaplah jujur tentang emosimu, dan gunakan emosi serta pikiranmu untuk kepentinganmu, bukan untuk melawan dirimu."

Sungguh benar wkwkwk. Lalu gimana dong ya semestinya? Dan kesimpulan gua, yasudah jalani saja hidup dan banyak belajar sambil lalu.

"Menghabiskan hidup dalam ketakutan dan tidak pernah menggali mimpi kalian itu kejam. Bekerja keras demi uang, berpikir bahwa uang akan membelikan hal-hal yang membuat kalian bahagia, juga kejam. Menjalani hidup yang diatur oleh besarnya upah yang diterima bukanlah hidup yang sesungguhnya."

I hope all my blog readers can live their lives to the fullest, living y'all dreams. Do not waste life just for working. Tapi tentu hidup seperti itu adalah bentuk privilege ga sih? Ga semua dapat menikmatinya. Bagi sebagian orang, bekerja keras untuk uang memang sebuah keharusan untuk bertahan hidup. Ga boleh terlalu idealis juga yakan? Hadeh hidup. Penderitaan wkwk. Ya ampun, bab 1 aja udah segini banyak komentar gue. Okeh lanjotttt

Saat gua bilang buku ini membuka jalan pikiran gua, itu karena buku ini membuat gua ingin mengalahkan ketakutan dan ketidak percayaan diri gua dan juga mempelajari banyak hal. Gua memang ingin terjun ke bidang finance karena saat ini passion gua ke arah sana. Dan dari buku ini, gua seperti mendapatkan guidance on how to master financial management and have mindset of a businessman. Gua jadi menyusun goal ingin kuliah terus: S2 Manajemen Keuangan, S1 Akuntansi, S1 Hukum. Lalu kerja di field marketing untuk belajar skill penjualan dan pemasaran, lalu kerja di customer service untuk belajar cara handle people and problems. Gua ingin banyak bertualang, melakukan kesalahan, and learn from it sampai umur 30 karena buku ini mengatakan kesalahan yang dilakukan sebelum umur 30 itu fixable wkwkw. Kesannya kek gua menelan mentah-mentah, but I like to challenge myself like this. Karena gua sendiri bukan tipe yang mengejar uang, selama pekerjaan gua cukup untuk biaya hidup dan buat gua lanjut studi, then enough.

"Bekerja untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang."
"Pertama-tama, berinvestasilah dalam pendidikan. Satu-satunya aset riil yang Anda miliki adalah pikiran anda."
"Anda menjadi apa yang Anda pelajari. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda pelajari, karena pikiran Anda begitu kuat sehingga Anda menjadi apa yang Anda letakkan di kepala Anda."

Tapi tenang, gua ga akan mengatakan "semua ini tentang mindset" wkwkwk. Hanya.. ya selalu isi dan gunakan pikiran kalian dengan bijak. Isi dengan hal-hal positif karena dunia adalah cerminan Anda.

February 25th, 2023

Di akhir Februari, gua bisa menyelesaikan buku ketiga di tahun ini. Buku tersebut berjudul Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz atau judul Inggrisnya yaitu The Magic of Thinking Big. Sebenernya kenapa gua membaca buku ini adalah karena teman gua. Dia bilang kalo buku ini adalah bacaan kakaknya, dan gua kagum sama kakaknya dia karena dari cerita temen gua itu, kakaknya cerdas tidak hanya secara otak tapi mentalnya juga. In short, self composure nya bagus. Penasaran dong gue, orang seperti itu bacaannya kayak apa sih?

Kalo boleh jujur, bukunya membosankan wkwkwk. Bahkan diawal tuh tiap gua baca pasti ngantuk. Eh ternyata kontennya mulai menarik di bab 3. Bisa disimpulkan, buku ini tuh seperti buku strategi. Oh iya, ini buku self development. Kalo temen gua bilang ini seperti buku strategi personal dalam lingkup pekerjaan (outside), kalo gua sih merasanya ini buku strategi untuk mengembangkan your personal self (inside). Definisi dari "semua ini tentang mindset" ya ini buku udah tepat banget wkwkwk. Jadi kita mulai saja kutipan-kutipan yang menurut saya penting dari buku ini beserta impression saya.

"Saya akan hidup hingga saya mati, dan saya tidak akan mencampur aduk hidup dan mati. Sementara saya masih ada di muka bumi ini, saya akan terus hidup. Mengapa harus hanya setengah hidup?"

Maaf kalo ini terkesan personal tapi sebagai orang yang terkadang masih punya suicidal thoughts, gua ingin membagikan kutipan ini ke pembaca lainnya yang mungkin melewati perang batin yang sama. Mari kita ubah cara pandang kita dan mulai optimis dengan hidup ini.

"Tahun-tahun produktif manusia terentang dari usia 20 hingga 70. Itu berarti rentang waktu 50 tahun, atau setengah abad."
"Obat untuk dalih usia adalah: (1) Lihatlah usia Anda yang sekarang secara positif. Berpikirlah "Saya masih muda." Berlatihlah memandang ke depan ke cakrawala baru, dan dapatkan antusiasme serta perasaan muda. (2) Banyak waktu produktif yang masih Anda miliki. (3) Investasikan waktu masa depan dalam mengerjakan apa yang benar-benar ingin Anda kerjakan. Berpikirlah "Saya akan memulai sekarang, tahun-tahun terbaik saya menanti di depan saya."

Kita hidup di tengah kehidupan yang serba cepat. Fast paced life. Ditekan pada standar masyarakat bahwa kita harus sudah berada pada titik tertentu di usia tertentu. Sehingga kita merasa tertinggal saat belum mencapai hal tersebut di usia kita saat ini. Melalui kutipan diatas, gua merasa ditenangkan. Gua harap orang lain juga mengetahui hal ini dan dapat kembali bersemangat menjalani hidupnya.

"Hancurkan pikiran negatif sebelum pikiran tersebut menjadi monster mental. Jangan membangun monster mental. Jangan menarik pikiran yang tidak menyenangkan dari bank ingatan Anda."
"Tubuh terbentuk sesuai dengan apa yang dimakan oleh tubuh. Begitu pula, pikiran terbentuk sesuai dengan apa yang dimakan oleh pikiran."
"Menurut kata-kata Publilius Syrus, 'Orang bijaksana akan menjadi majikan dari pikirannya. Orang bodoh akan menjadi budaknya.'"

Menurut gua pribadi, memang sepenting itu mengolah pikiran kita. Diberi makan apa pikiran kita, bagaimana pikiran kita mengolahnya, dan outcome apa yang dihasilkan dari pikiran kita adalah 3 poin penting yang membentuk diri kita. Kita adalah cerminan dari isi pikiran kita.

"Jenis investasi terbesar dan paling berharga adalah investasi diri, membeli hal-hal yang membangun kekuatan dan kecakapan mental. Berinvestasilah dalam pendidikan. Pendidikan adalah yang mengembangkan dan mengolah pikiran Anda."

Gua pun juga berpikir bahwa pendidikan sepenting itu. Jika kita hanya mengacu pada pendidikan di sekolah, ingat juga bahwa ada yang namanya pendidikan informal. Formal maupun informal akan sama-sama memberikan ilmu yang berguna. Wisely use your time to learn new things, for every second matters.

March 7th, 2023

Telah selesai dibaca buku berjudul The Things You Can See Only When You Slow Down yang ditulis oleh Haemin Sunim, menjadikannya buku keempat dalam list ini. Buku ini masuk dalam kategori self improvement, tapi menurut gua pribadi, buku ini adalah buku spiritualitas, healing, membantu pembacanya meraih ketenangan pikiran dan batin "di tengah dunia yang serbacepat" as written in the book cover. Yang juga dijelaskan dalam kutipan dibawah.

"Ketika batin kita dipenuhi kedamaian, dunia pun terasa damai. Memahami batin kita sama pentingnya dengan mengubah dunia. Yang mengusik kita bukanlah keadaan dunia, melainkan cara pandang kita."

Buku ini juga menyarankan pembacanya untuk berpergian sendirian, dan salah satu tempat yang direkomendasikan yaitu Camino de Santiago. Gua pernah menonton reality show Korea Selatan yang berlatar Camino de Santiago. Walaupun bisa dibilang itu adalah perjalanan spiritual atau rute ziarah bagi penganut agama Kristen, tapi konsep berjalan jauh ini menarik bagi gua. Iya berjalan. Benar-benar jalan dengan dua kaki sepanjang 780 km menyusuri Spanyol. Dari sepenangkapan gua sehabis melihat show itu, pilgrimage ini memberikan waktu saat berjalan untuk mengelola pikiran kita, mengajarkan kesederhanaan, membuat kita menyadari rasa cukup dan bersyukur akan apa yang kita miliki di dunia. Gua selalu ingin melakukan perjalanan spiritual seperti ini, ke tempat-tempat yang dianggap suci bagi suatu agama, lalu merasakan sensasi kesucian tersebut masuk ke batin gue. Karena jujur, gua ga ingin selalu mengejar worldly things. Gua ingin bisa merasakan sensasi pencerahan/spiritual awakening.

"Mengajar lewat tindakan, tidak memiliki aura keangkuhan, dan mengorbankan diri terlebih dahulu demi kepentingan orang banyak."
"Alam sadar kita mungkin menginginkan uang, kekuasaan, dan kehormatan, tetapi alam bawah sadar kita menginginkan cinta yang tulus, harmoni, humor, keindahan, kesucian, kedamaian, dan penerimaan."
"Jangan pedulikan apa yang dunia tawarkan kepada kita untuk merasa bahagia. Jujurlah kepada diri sendiri dan temukan apa yang sebenarnya kita inginkan."

Deep inside, I wanna live like that. Semoga kefanaan dunia ga membutakan gua. Pengen banget apa yang gua lakukan, pekerjaan gua, dan bagaimana gua mendedikasikan waktu gua, itu semua menghasilkan kebaikan bagi gua dan banyak orang, menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Positive makes positives, as Kang Daniel said.

Gua juga banyak mempelajari apa itu cinta dari buku ini dan menyadari bahwa banyak yang salah dalam sikap gua menunjukkan cinta ke seseorang.

"Jika kita mencari cinta hanya untuk mengejar apa yang bisa diberikan, cinta akan menyembunyikan diri. Cinta akan pergi saat kita meminta lebih darinya."
"Jika kita mencari kekasih yang memenuhi syarat tertentu, kekasih baru kita juga akan menuntut sesuatu dari kita. Buang syarat-syarat kita segera saat cinta mengetuk pintu kita."

Hey you, I'm sorry I asked for few things of you, making me seem insincere. I loved you in a wrong way. The faults I did, believe I've learnt from them. Buat dia yang gua maksud, pasti dia paham things disini bukan merujuk benda karena gua ga pernah meminta hal materi ke dia. Dan dia juga pasti paham apa yang dulu dia anggap gua minta darinya. For that, I wanna say sorry. I was still immature, that was so childish of me. Ini bukan excuse. That's all I can say for what I did.

"Untuk membina hubungan yang tahan lama, kita butuh waktu agar rasa percaya bisa tercipta."

Dan ini akan menjadi list I'm sorry lainnya ha ha ha.
Maaf kalo gua ga bisa membangun kepercayaan lu sehingga lu merasa ga butuh waktu lama untuk sesuatu yang disebutkan quote diatas.

"Saat kita sedang berkencan, redam antusiasme kita. Cintai dia, bukan perasaan kita."
"Jika kita menyukainya lebih daripada dia menyukai kita, berilah dia waktu dan tempat untuk menumbuhkan perasaan itu. Penting sekali untuk menahan emosi kita saat perasaan kita tidak seimbang dengan perasaannya."

These are why I wrote I loved you in a wrong way. Another sorry for loving you too much and showing it openly.

"Akhir suatu hubungan akan menunjukkan terbuat dari apa diri kita. Bersikap lembutlah dalam mengakhiri hubungan seperti saat kita memulainya. Saat hubungan itu harus diakhiri, kita biasanya memiliki pilihan. Pilihlah akhir dengan bijak."

Itu ada sedikit masukan buat kamu hehehehehe

"Jika kita masih ragu, mungkin kita belum menemukan orang yang tepat."

Dari quote itu, gua memahami diri gua dan lu. Gua memahami diri gua yang ga ragu sama lu dan memahami lu yang ragu sama gua. Dari situ gua menyimpulkan, berarti kita bukan orang yang tepat buat masing-masing.

"Jangan sebut itu cinta, tanpa komitmen dan tanggung jawab."

Bisa dibilang, gua adalah orang yang berpetualang dalam relationship dan most of them tanpa komitmen dan tanggung jawab. Dari buku ini, gua belajar bahwa gua bukan mencintai, gua hanya bermain-main dan gua harus lebih make it clear sedari awal kalau memang gua ga bisa menawarkan komitmen dalam hubungan sehingga ga ada perasaan yang tersakiti karena ketidak inginan gua dalam bertanggung jawab. Tapi gua juga ingin menegaskan, saat gua bilang ingin berkomitmen, I mean it. Walaupun background gua yang suka bermain-main itu membuat kalimat tersebut terdengar ga bisa dipercaya, but I do mean it.

"Saat jatuh cinta, berhenti melakukan hal-hal yang tidak perlu."

Another lesson learned. By doing this mistake, membuat dia semakin tidak percaya sama gua, and that's how I got my heartbreak because he chose to cut me off.

Buku ini banyak mengoreksi apa yang salah dari hubungan gua dengan orang yang gua maksud diatas. And I'm sooo grateful I found this book. Sungguh buku ini dan orang tersebut telah memberi gua pelajaran hidup yang berharga though what we had was short. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Aamiin.

March 17th, 2023

I finally come to the fifth book on the list. Such a fulfilling journey so far. This time, I will introduce to you all a book called Divortiare written by Ika Natassa. This becomes the first fiction book among all I have read. Why a fiction suddenly, you ask? Because I am in the middle of looking for an answer for my love life. Cheesy, but that is the truth. In the first glance, I knew this book's main character had the same problem as mine, so I thought let's see how the story was going. I hope this review can be your calling too.

Let me sum up the characters first. Lexy is the main character, female, and divorcee. Beno is her ex husband. They got divorced 3 years ago because of lack of communication that the spark had gone. Nothing is wrong between them, just bad communication. Then came Denny becoming Lexy's current boyfriend. There is also Wina, Lexy's female best friend.

"Biasanya round jam tujuh, Mbak... Eh, itu Dokter Beno sudah datang," si perawat menunjuk pintu lift yang baru membuka. Aku menoleh. Dia tersenyum, berjalan ke arahku dengan scrubs birunya. Pagi-pagi begini sudah pakai scrubs, pasti ada operasi lagi. Aku tersenyum balik. Do I begin to hate hospital less now that I don't hate him so much anymore?"
Pintu lift yang satu lagi membuka.
Aku merasakan garis senyumku berubah saat laki-laki yang muncul dari lift itu berlari ke arahku dan langsung memelukku.
"Sayang, maafin aku baru bisa ke sini sekarang, ya. Kamu nggak pa-pa, kan? Mama gimana?" ujarnya sambil tetap memelukku erat.
Aku menatap Beno dari balik pundak Denny. Beno hanya sepuluh langkah dari tempatku dan Denny berdiri, namun langkahnya kini terhenti.
"Mama udah nggak pa-pa kok, Den. Semuanya baik-baik aja."
Kalau semuanya baik-baik saja, kenapa detik ini aku merasa bahwa aku berada dalam pelukan laki-laki yang salah?
(Credit to Ika Natassa dan PT Gramedia Pustaka Utama)

Itu dia masalah saya... Can you guys spot it? Oke, gua ketik ulang bagian pentingnya ya.

"...kenapa detik ini aku merasa bahwa aku berada dalam pelukan laki-laki yang salah?"

Gua menyudahi sebuah hubungan yang padahal gua masih ada perasaan dengan orang tersebut di akhir November 2022, dan sampai detik gua menulis blog post ini, gua masih yang 'kenapa gua merasa ini semua salah ya?' setiap dekat dengan cowo baru, dan pertanyaan itu menghantui gua. Gua tau gua ga bisa begitu terus. And I came across this book on my study desk. Dulu sempet udah gua baca dikit tapi ga ada feels nya terus gua drop. Eh ternyata I saved it for this moment hahaha. Life is so funny.

Jujur ya, gua jadi baca buku ini dengan penuh perasaan. Setiap emotional waves yang dirasakan Lexy, I can relate to every word. It gave my heart ache. Seriously.

Sampai akhirnya karakter yang bernama Wina memberikan Lexy pencerahan. Alias jawaban yang bikin gua makdeg.

Wina menjalin hubungan dengan Damar cukup lama, hampir tiga tahun, sampai akhirnya mereka putus karena perbedaan kepercayaan. Wina bilang hubungannya tidak punya masa depan. Tapi putusnya juga sudah lama, sudah lebih dua tahun, dan sejak itu juga Wina sudah pacaran sana-sini, sampai akhirnya berencana menikah dengan Riza.
Wina tetap menatap lurus ke depan, memerhatikan jalan. "Dan elo tahu kenapa gue pacaran cukup sering setelah putus sama dia, dan nggak ada satu pun hubungan itu yang bertahan lama? Karena gue nggak bisa menemukan pengganti Damar, Lex."
"Riza?"
"Waktu gue jalan sama Riza, yang elo tahu sendiri orangnya 180 derajat bedanya dengan Damar, gue baru sadar, Lex. Kalau tujuan gue mencari pengganti Damar, sampai kapan pun gue nggak akan nemu. Damar ya Damar, cuma diciptakan Tuhan satu di dunia ini, nggak ada yang bakal nyamain. Yang harusnya gue cari itu laki-laki yang menyayangi gue, mencintai gue, dan bisa bikin gue percaya cinta lagi. Riza orangnya, Lex."
Aku cuma bisa tertegun mendengarkan penuturan Wina.
"Gue sadar kenangan nggak bakal bisa dihapus. Anggap aja kenangan itu bagian dari hidup gue yang dulu, yang juga membuat gue jadi gue yang sekarang. Gue cuma perlu mengalami kenangan-kenangan baru yang lebih indah. Hidup kita nggak harus ditentukan masa lalu kan, Lex?"
(Credit to Ika Natassa dan PT Gramedia Pustaka Utama)

Gua memang ga menemukan why nya dari pertanyaan gua, tapi gua diberikan pencerahan, untuk ga terjebak dengan mantan gue. Suatu saat gua akan menemukan my own version of Riza kan? Jadi walaupun sampai saat ini gua masih merasa bahwa dekat dengan orang baru itu kek salah, tapi saat ada yang datang dan menunjukkan cinta tulus itu, gua sebaiknya terima dulu dengan tangan terbuka. Who knows who's gonna be that one Riza of mine?

Itu adalah pencerahan Wina. Sementara Lexy memberikan gua insight yang berbeda, yaitu tentang mengikuti kata hati. 'Wah ada apa tuh? Gimana kisahnya?' Hahaha. Silahkan dibaca saja bukunya ya, teman-teman.

Definitely a great book, TAPI bagi gua PRIBADI, gua butuh moment yang pas untuk menikmati alur ceritanya. Give this book a chance at least once in your life sih kata gua. Alright, that's all for this book's review.

March 31st, 2023

Di bulan Maret ini, record gua yang tadinya sebulan 2 buku, sekarang berhasil menciptakan record baru yaitu sebulan 3 buku. Agaknya gua sendiri terkaget karena ya gua tidak pernah seaktif ini dalam marathon membaca buku. I guess habit ini mulai terbangun effortlessly. Okay now the sixth book, eh? Judulnya An Abundance of Katherines atau Tentang Katherine. Buku yang dikarang oleh John Green. Iya, fiksi lagi. Buku yang udah gua punya dari lama tapi belom gua baca juga. I wanna give it a try, so that's that...

Sebenernya buku ini ga meninggalkan kesan apapun bagi gua. Ga ada nilai moral yang gua tangkep. Dan bukan jenis fiksi yang memberikan entertainment sesuai selera gua. Tapi ada beberapa kutipan yang gua suka.

"Dimana-mana manusia menyalahkan alam dan takdir, namun takdir seseorang adalah gema dari karakter dan gairahnya sendiri, kesalahan, dan kelemahannya."

No comment. Udah jelas banget lah ya maknanya.

"Ranting dan karang akan meremukkan tulangku, tapi kata-kata tidak akan menyakitiku."

Ini gua suka banget kalimatnya. Sesuatu yang menyakiti lu secara fisik, iya rasa sakitnya real. Tapi lu bisa memilih rasa sakit yang TIDAK BERWUJUD. Pilih dengan bijak mana yang boleh menyakiti lu dan mana yang tidak. Choose your own pain.

"Colin hampir tidak punya apa-apa. Tapi ia selalu punya buku. Buku adalah Tercampak sejati: letakkan saja dan mereka akan menanti sampai kapan pun; pusatkan perhatian dan mereka akan selalu membalas cintamu."

Alasan gua memilih S1 Sastra adalah karena gua cinta pada buku dan hobi gua sejak SMP adalah membaca. The thought of being in a work field yang gua senangi adalah motivasi gua chasing passion dalam memilih studi lanjutan. I love books and will always do.

April 5th, 2023

Masih awal April dan sudah masuk buku ketujuh yang telah selesai gua baca, yaitu The Little Prince oleh Antoine de Saint-Exupéry, a French. Buku bacaan anak yang sangat terkenal di seluruh dunia dengan telah diterjemahkannya ke dalam lebih dari 300 bahasa dan dialek, serta terjual lebih dari 140 juta salinan hingga saat ini. Terdapat juga banyak ilustrasi didalamnya yang digambar sendiri oleh sang penulis. Ini buku yang gua beli tahun lalu sepertinya, tapi belum terbaca juga wkwkwk. Sekarang gua lagi bokek jadi baca buku yang ada tapi belum kesentuh aja. I read this in three go, jadi sebelumnya gua berekspektasi akan kelar dalam 3 hari, tapi ternyata gua sempet sakit jadi kelebihan 1 hari gapapa lah ya.

Kenapa tiba-tiba buku anak? Ini gua pake buat latihan pronunciation. Gua beli yang versi bahasa Inggris dan gua membacanya dengan suara. Tapi karena terbiasa membaca cepat, gua jadi ikutan menyuarakan dengan cepat, which is a bit ineffective. Setidaknya gua jadi latihan ritme karena dalam membacakan sebuah cerita kan butuh penjedaan yang tepat dan itu yang gua coba latih. Buku anak-anak adalah objek yang tepat untuk keperluan tersebut.

Dari segi jalan cerita, review yang dapat gua berikan hanyalah..... Gua ga paham esensi cerita ini hahahaha I'M SORRY. Plot nya menceritakan pangeran kecil dari planet lain yang melakukan perjalanan dari satu planet ke planet lain sampai akhirnya sampai di bumi, tepatnya sebuah gurun di Afrika. Disitu ada manusia yang terdampar sendirian dengan pesawatnya yang rusak dan bertemu si pangeran cilik ini. Lalu begitu saja mengalir kisah si pangeran kecil saat mengunjungi setiap planet, juga mengenai asal planetnya dan mengapa dia meninggalkan tempat tinggalnya. Diakhir, pangeran memutuskan untuk kembali ke planet asalnya setelah memahami sesuatu dari semua perjalanan yang dilakukannya.

Mungkin bagi anak kecil, plot nya akan menarik (?). Tapi sebagai orang dewasa dan preferensi yang berbeda, The Little Prince ini ga masuk aja di gue. Yet I hope this book will suit your taste, just give it a try. If we never try, how will we know, ya kan?

May 25th, 2023

Buku yang gua baca mungkin bisa dibilang masterpiece dari penulis Haruki Murakami karena terkenal banget sih serius, judulnya Norwegian Wood. Sebenernya gua cuma ngelanjutin aja, dulu sempet baca udah sampai halaman 200an tapi mungkin saat itu gua drop karena ga menemukan ketertarikan dalam buku ini. Dan akhirnya gua coba lanjutkan baca. Setelah gua baca sampai selesaipun, this book is still not my cup of tea, bukan fiksi selera saya.

Yang dapat gua katakan adalah buku ini sangat eksplisit ya.... agak speechless. Atmosphere yang gua rasakan dari buku ini juga gelap alias muram. Ga banyak events menyenangkan terjadi di hidup karakter utamanya. Dan gua menganggap relationship antarkarakter aneh. Watanabe (main chara) menyukai Naoko, gf dari sahabat dekat Watanabe yang sudah meninggal (Kizuki). Sementara Watanabe dan Naoko sama-sama masih grieving so deeply atas kematian Kizuki yang tiba-tiba akibat kecelakaan. Weird is all I can say about the plot. Okay, let's move to quotes dari buku ini yang cukup mengena di gua.

Konteks: Watanabe dalam tahap mendekati Naoko dan ingin memacarinya. Naoko memiliki masalah psikologis dan sedang tinggal di sebuah rumah perawatan. Naoko masih sangat terkenang akan Kizuki, mantan pacarnya. Dan Watanabe ini punya charm yang membuat dia mudah disukai orang-orang, mungkin karena ini juga Naoko tidak menolak Watanabe?

"Aku orang yang tidak sempurna, lebih daripada yang kau kira. Aku sakit jauh lebih parah daripada yang kau duga. Akarnya sangat dalam. Jadi kalau kau bisa pergi duluan, aku ingin kau pergi. Jangan menungguku. Kalau kau ingin tidur dengan perempuan lain, lakukanlah. Jangan memikirkan dan merasa sungkan terhadapku, lakukanlah apapun yang kau suka. Kalau tidak, mungkin aku akan menjadikanmu sebagai korban, dan andai sesuatu terjadi pun sebenarnya tak ingin kulakukan. Aku tak ingin jadi penghambat jalan hidupmu. Aku tak ingin jadi penghambat jalan hidup siapapun. Seperti yang sudah kukatakan tadi, sesekali datanglah menemuiku, dan ingatlah aku sampai kapanpun. Harapanku cuma itu." (Naoko)
"Yang aku harapkan bukan cuma itu," kataku. (Watanabe)
"Tapi dengan berhubungan denganku, kau sudah menyia-nyiakan hidupmu!" (Naoko)

Jujur, gua pernah di fase jatuh seperti Naoko dan saat itu gua sedang dekat dengan seseorang. Gua menangkap gelagat dia yang jadi lebih agresif dan open. Sebelum dia sempat confess, sudah gua blocking dengan mengatakan hal yang esensinya sama seperti yang dikatakan Naoko ke Watanabe. Dan memang gua juga berpikiran seperti itu di saat itu. Inti yang gua sampaikan ke dia adalah bahwa kita berada di open relationship, dia boleh menyukai dan mendekati orang lain karena dia ga akan ada harapan masa depan sama gue as I wanted to s word so much di masa itu. Bahkan saat break up pun, dalam otak gua, gua melepaskan dia karena dia cuma buang-buang waktu sama gua, better dia sama orang lain yang bisa memberikan rasa cinta sepenuhnya dan waktu yang lebih kekal. Gua cuma sesosok manusia yang mati rasa dan ingin mati physically juga. So, what's the point of our relationship? I relate to Naoko so much.

Konteks: Nagasawa dan Hatsumi adalah teman Watanabe dan mereka berpacaran. Namun, Nagasawa tidak secinta itu dengan Hatsumi. Sementara Hatsumi sangat mencintai Nagasawa.

"Orang bisa memahami seseorang karena saatnya sudah tiba untuk itu, bukan karena seseorang itu berharap ingin dipahami orang lain." (Nagasawa)
"Kalau begitu salahkah kalau aku mengharapkan seseorang memahamiku? Misalnya seseorang itu kamu?" (Hatsumi)
"Bukan salah, " jawab Nagasawa-san. "Orang normal menyebutnya itu cinta."

Gua agaknya menangkap poin Nagasawa. Saat mencintai seseorang, kita cenderung lebih kompromi/memahami orang yang kita sukai. Dan cinta itu soal timing, yang dimaksud Nagasawa dengan 'saatnya sudah tiba untuk itu'. Saat lu jatuh cinta, lu duluan yang inisiasi sikap memahami, lu melakukannya karena bukan ingin dipahami balik, you just want to understand him/her better. Sehingga saat dua pihak saling jatuh cinta, mereka dalam proses saling memahami satu sama lain karena mau melakukannya. Lalu, mengharapkan untuk dipahami kembali oleh pasangan akan terasa seperti hubungan timbal balik yang natural. This makes sense to me.

"Aku adalah perempuan yang hanya menyukai lelaki ganteng, dan wajahmu itu kalau terus dilihat, akhirnya bisa juga membuatku untuk mengatakan, 'ah yang begini pun tak apa-apa deh'." (Midori)

Ini ga deep atau gimana kok, cuma kocak aja pas bacanya, makanya gua kutip disini 😂

"Rasa-rasanya otakku pun mulai miring, aku membatin. Kesadaranku sangat kendur, lembek seperti akar tumbuhan di tanah lembek. Aku tidak boleh seperti ini, aku harus melakukan sesuatu. Lalu aku sekonyong-konyong teringat pada kata-kata Nagasawa-san, "Kamu jangan mengasihani diri sendiri. Mengasihani diri sendiri itu adalah perbuatan orang hina."
Aduh... aduh... Nagasawa-san, kau betul-betul hebat, pikirku. Lalu aku menghela napas dan bangkit." (Watanabe)

Memang sikap mengasihani diri sendiri ini sebaiknya dihindari karena sangat menghancurkan kepercayaan diri. Be optimistic, guys!

June 8th, 2023

Saat ini gua lagi pengen kembali membaca buku finansial, so I bought two books of Robert T. Kiyosaki (yes, again). Gua sangat terinspirasi dengan tulisan beliau. Buku Rich Dad, Poor Dad yang sudah gua baca, itu ditutup dengan spoiler Rich Dad's Cashflow Quadrant, so gua memutuskan baca yang ini dulu.

Gua akan bagi menjadi 4 pembahasan, diantaranya pendidikan keuangan, rat race, dana pensiun, dan fun fact. Let's go ke pembahasan pertama ya.

"ROI terbaik Anda bukanlah return on investment, melainkan return on information Anda."
"Pendidikan memberi kita kekuatan untuk mengubah informasi menjadi bermakna. Pada era informasi kita dibanjiri informasi keuangan. Meskipun begitu, tanpa pendidikan keuangan, kita takkan mampu mengubah informasi yang dimiliki menjadi sesuatu yang bermakna bagi hidup kita."
"Kalau kau kecanduan uang, sulit melepaskan diri dari kecanduan itu."
"Waspadalah pada kekuatan yang dimiliki uang untuk menimbulkan ketagihan. Begitu kau terbiasa menerimanya, kecanduan itu membuatmu terikat pada caramu mendapatkannya."

Saran gua, jangan mau hidup diatur dan diperbudak uang. Sebagai manusia yang berakal, kita bisa belajar soal keuangan. Pergunakan informasi tersebut supaya berubah menjadi imbal balik yang menguntungkan kita dan memberikan makna pada hidup kita. Makanya jangan kecanduan easy money. Di era teknologi saat ini, umur semuda apapun bisa mengajukan pinjaman dan paylater. Easy money bukan? Bayangkan di usia muda udah terjebak utang. How fucked up the future generation of this country will be. Atau kecanduan judi? Atau penipuan? Dijamin kalian akan terikat dengan cara-cara tidak baik itu.

Contoh diatas adalah apa yang gua lihat menjadi fenomena di Indonesia saat ini. Tapi contoh yang diberikan buku ini adalah bagaimana kamu bisa kecanduan uang yang didapat hanya dari satu sumber penghasilan dan membuat kamu terjebak pada cara yang sama. Good news, buku ini membahas empat sumber penghasilan. Untuk mengetahui apa saja empat sumber tersebut, silahkan baca saja bukunya. Dijamin menarik!

Pembahasan berikutnya gua rasa cocok ditujukan bagi anak muda yang ingin sebuah eye opener. Rat race atau balap tikus. Sering banget gua kutip dan bahas terus di review buku-buku sebelumnya karena sepenting itulah bagi gua pembahasan ini.

"Dia selalu mengira promosi dan kenaikan gaji berikutnya akan memecahkan masalahnya. Namun, semakin banyak uang yang dia peroleh, semakin sering hal sama terjadi. Dia semakin terpuruk dalam utang dan membayar pajak yang lebih tinggi. Semakin letih dia bekerja, baik di rumah maupun di kantor, sepertinya dia semakin tergantung pada keamanan kerja. Semakin dia terikat pada pekerjaan dan slip gaji untuk membayar tagihan. Semakin dia merasa terancam, semakin dia mencari rasa aman."
"Mereka tidak mempunyai aset nyata (hal-hal yang memasukkan uang ke kantong mereka) dan mereka sering berutang kepada orang lain. Itu sebabnya mereka berpegang kuat-kuat pada keamanan kerja dan mengalami kesulitan keuangan. Kalau bukan karena pekerjaan mereka, dalam sekejap mereka akan bangkrut. Konon rata-rata orang Amerika akan bangkrut dalam jangka waktu tiga bulan, hanya karena mencari hidup yang lebih baik dan menjadi bulan-bulanan permainan uang."

Coba dipikir aja deh pake akal sehat, will you live in that cycle for the rest of your life? Kerja, terima gaji, dipotong pajak, bayar tagihan dan utang, habis, repeat. Again ya, sebisa mungkin jangan diatur uang. Jadilah orang yang mengatur uang tersebut.

Pembahasan soal dana pensiun dalam buku ini sangat menarik bagi gua. Dengan siklus seperti yang gua sebutkan diatas, bayangkan saat lu pensiun, lu masih kelabakan mencari pekerjaan lain yang bisa dilakukan di usia tua lu, karena lu ga punya dana pensiun, karena lu masih akan hidup sampai puluhan tahun kedepan, tapi udah ga punya pemasukan maupun simpanan dalam bentuk dana pensiun. Setelah bekerja puluhan tahun lamanya, lu masih ga bisa beristirahat di masa tua lu. What a nightmare.

"Berita baiknya, di era informasi harapan hidup akan bertambah. Berita buruknya, Anda mungkin akan hidup lebih lama daripada dana pensiun Anda (kalau Anda punya dana pensiun)."
"Era informasi berarti kita semua harus menjadi lebih swadaya, menjadi dewasa dan mengambil tanggung jawab pribadi atas masa pensiun kita."

Pension fund menjadi salah satu topik utama dalam sinopsis penelitian gua saat mendaftar S2 Ilmu Manajemen karena ada contoh nyata permasalahan soal itu di hidup gua. Sosok tersebut adalah orang terdekat pula. Makanya gua sangat sangat kepikiran soal dana pensiun ini dan pengen pelajari lebih lanjut. Oke, lanjut bahas fun fact. Ini mindblowing banget sumpah.

"Alasan utama sebuah rumah, walau tanpa hipotek, masih merupakan liabilitas adalah karena Anda masih tidak benar-benar memilikinya. Pemerintah masih mengenakan pajak meskipun Anda-lah pemiliknya. Coba saja Anda berhenti membayar pajak properti, Anda akan tahu siapa yang sebenarnya memiliki properti Anda."

Jadi hipotek adalah utang/cicilan. Liabilitas adalah beban yang terlihat seperti aset. Robert Kiyosaki mencetuskan statement bahwa rumah bukanlah aset, melainkan liabilitas karena terdapat banyak biaya yang dikeluarkan selama memiliki rumah. Dan ternyata, gua pun baru tau kalau tidak membayar pajak PBB, walaupun rumah sudah milik pribadi tetap bisa disita pemerintah. Untuk info lebih lengkapnya terkait apa saja risiko dari menunggak pajak bisa dibaca di blog ini (link).

June 23rd, 2023

First of all, 6 bulan alias 1st half of this year has almost passed ya. I wanna celebrate an outstanding achievement for myself karena dalam setengah tahun mampu menyelesaikan 10 buku di tengah hectic nya postgrad admission gue. Bisa dibilang setengah tahun gue ga ada kegiatan, no work, no school on going. Jadi gue ga mau otak gue dibiarkan tidak berpikir apapun selama jangka waktu yang lama tersebut. Sehingga, gua isi salah satunya dengan rutin membaca buku. Oke, cukup segitu kata pengantarnya hahaha

Gua masih lanjut baca buku karya Robert T. Kiyosaki lagi yang judulnya Rich Dad's Increase Your Financial IQ. Masih soal keuangan yah. Karena pembahasannya lebih general yaitu tentang meningkatkan kecerdasan keuangan, gua pikir informasi/ilmu yang gua dapatkan akan lebih padat, ternyata tidak juga haha. Sudah membaca 3 buku Robert Kiyosaki, gua rasa sampai sini dulu buku karangan dia untuk gua baca. Mau explore buku keuangan karya penulis lainnya saja untuk selanjutnya. Di antara 3 buku yang sudah gua baca, still lebih rekomen Rich Dad, Poor Dad kalo boleh jujur.

Baik, sekarang gua mau pour thoughts untuk 3 kutipan dari buku ini.

"Ada lima IQ keuangan dasar, yaitu:

IQ Keuangan #1: Menghasilkan lebih banyak uang.
Semakin banyak uang yang Anda hasilkan, semakin tinggi IQ keuangan #1 Anda.

IQ Keuangan #2: Melindungi uang Anda.
Orang yang membayar pajak lebih sedikit punya IQ keuangan yang lebih tinggi.

IQ Keuangan #3: Menganggarkan uang Anda.
Mampu hidup nyaman dan berinvestasi terlepas dari sebesar apa penghasilan Anda.

IQ Keuangan #4: Mengenakan leverage atas uang Anda.
IQ Keuangan #4 diukur dalam laba atas investasi.

IQ Keuangan #5: Meningkatkan informasi keuangan Anda."

Quotation above, I can say, sums up the whole book.

"Jadikan menabung, berderma, dan berinvestasi setidaknya prioritas #2, dan masukkan dalam bagian pengeluaran di laporan penghasilan Anda."

Gua mau semua orang terutama pembaca blog gue untuk sadari bahwa ini adalah cara bagaimana kita harusnya menyusun prioritas, dengan 'membayar' diri sendiri terlebih dahulu sebelum membayar pengeluaran, seperti tagihan dan cicilan. Pastikan kita membayar ke diri kita sebelum ke pihak lain.

Lalu, ada masukkan yang menurut gue bagus banget.

"Dalam hal topik yang sangat emosional, seperti uang, seks, agama, dan politik, dibutuhkan kecerdasan yang berkembang dengan baik untuk mampu memisahkan diri, mempertimbangkan secara menyeluruh, mendengarkan secara objektif, kemudian berpikir dengan jelas, baik dengan otak kiri maupun otak kanan."

Lastly, di buku ini gue baru ngeh kalo sebenarnya dari buku-buku Robert Kiyosaki sebelumnya tuh beliau banyak ngasih saran buku rujukan untuk topik yang sedang dibahas. Nah sayangnya, kaga gua catet. Better late than do nothing at all kan? So, here they are:

1. Grunch of Giants oleh Dr. R. Buckminster Fuller
2. The Dolar Crisis oleh Richard Duncan
3. The Battle for the Soul of Capitalism oleh John Bogle
4. Empire of Debt oleh Bill Bonner dan Addison Wiggin
5. Barron's Finance and Investment Handbook oleh John Downes dan Jordan Elliot Goodman
6. The ABC's of Real Estate Investing oleh Ken McElroy
7. Hot Commodities oleh Jim Rogers
8. How the 'Quant' Playbook Failed oleh Justin Lahart
9. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences oleh Howard Gardner

July 10th, 2023

Buku ke-11 yang gua baca adalah The Phantom of the Opera karya Gaston Leroux. Awalnya gua pikir ini full fiksi tapi ternyata setelah gua google, jawabannya adalah "heavily inspired by real people and events." Semi fiksi berarti ya. Gua tau novel ini karena sering jadi inspirasi juga di industri entertainment Korea Selatan, terus gue dapet pinjeman bukunya dari temen. Karena penasaran, gua baca deh. Itung-itung rehat sejenak dari buku edukasi.

Yang dapat gua simpulkan, plotnya adalah tentang obsesi cinta dari pria yang dijuluki hantu opera (karena wajah buruk rupa dan auranya memancarkan "kematian") kepada seorang wanita penyanyi opera yang cantik dan bersuara indah. Namun, tiba-tiba datang pria lain, seorang yang terhormat, lalu diketahui si penyanyi dan pria ini saling jatuh cinta sejak masih kecil. Ini memicu kecemburuan, obsesi, dan tindakan ekstrim yang dilakukan si hantu opera.

Ada 3 events yang menarik banget bagi gua. Yang pertama:

"Ini," katanya, "adalah kebahagiaan yang tidak akan menyakiti siapa pun."
Raoul begitu senang dengan ide itu. Ia membungkuk di hadapan Christine dan berkata, "Mademoiselle, aku merasa tersanjung bila kau mau memberikan tanganmu sebagai tanda persetujuan pertunangan ini."
"Kau sudah memiliki kedua tanganku, tunanganku sayang...! Oh, Raoul, betapa bahagianya kita...! Kita akan melakukan permainan pertunangan ini sepanjang hari."
Itu adalah permainan tercantik di dunia dan mereka menikmatinya seperti ketika kanak-kanak. Oh, betapa indah kata-kata yang saling mereka ucapkan dan janji setia yang mereka pertukarkan! Mereka bermain sepenuh hati seperti kanak-kanak bermain bola; hanya saja kali ini mereka harus sangat, sangat berhati-hati setiap kali menangkapnya karena sesungguhnya kedua hati merekalah yang saling mereka lemparkan.
Suatu hari, seminggu setelah permainan itu dimulai, perasaan Raoul begitu terluka sehingga ia berhenti bermain dan tanpa pikir panjang ia berkata, "Aku tidak akan pergi ke Kutub Utara!"
Christine, yang dalam kepolosannya tidak menduga hal ini akan terjadi, tiba-tiba memahami bahaya permainan ini dan menyalahkan dirinya sendiri. Ia tak menanggapi ucapan Raoul dan langsung pulang."

Jadi, mereka ini saling mencintai tapi Christine berada dalam ancaman dan pengawasan si hantu opera, sehingga Christine dan Raoul hanya bisa menjalin kasih dalam sebuah "permainan" pertunangan. Dari awal, emang riskan kok. Speaking from experience, ga usah lah bermain-main dengan hati. If you're not ready to give your heart, then don't do it at all.

Oke, lanjut yang kedua:

"Ia memakai cincin itu lagi malam ini, dan bukan kau yang memberikannya. Ia memberikan jiwanya lagi malam ini, dan ia tidak memberikannya kepadamu." (Raoul mumbling)

"Di dalam duel itu nanti posisi duel kita dua lawan satu, tetapi Anda harus bersiap menghadapi segala sesuatunya sebab kita akan melawan musuh paling mengerikan yang bisa Anda bayangkan. Tapi Anda mencintai Christine Daaé, bukan?" (Orang Persia)
"Saya memuja tanah yang dipijak gadis itu!" (Raoul)

Gua sangat bersimpati sama Raoul karena dia secinta itu sama Christine. Kerasa banget sedihnya dia di kutipan yang pertama. Dan kutipan kedua makin menegaskan seberapa bucin si Raoul. Membaca ini membuat gua berharap semoga kelak mendapatkan pasangan yang seperti itu.

Now, poin ketiga:

"Erik yang malang dan masygul! Apa kita perlu mengasihaninya? Apa kita perlu mengutuknya? la hanya ingin menjadi "seseorang," seperti semua orang lainnya. Tetapi ia terlalu buruk rupa! Dan ia harus menyembunyikan kejeniusannya atau menggunakannya untuk tipu daya, sementara andaikan wajahnya biasa saja, ia akan menjadi salah satu orang paling istimewa dan terhormat. Ia memiliki hati yang bisa memimpin kekaisaran dunia ini, namun pada akhirnya ia harus puas dengan suatu ruang bawah tanah. Ah, ya, kita harus merasa kasihan pada hantu opera ini."

Erik ini nama si hantu opera. Kasian ga sih? Karena dia buruk rupa, dia kesepian. Akhirnya, saat dia jatuh cinta, dia jadi terobsesi dengan wanita tersebut. Padahal Erik ini jenius. Memang dunia ga pernah adil sama yang ga good looking :(

Berbicara soal obsesi dalam percintaan, I've been there. Gua pernah terobsesi dengan seseorang. Gua pikir gua mencintai dia dengan tulus, tapi sister gua bilang sebenernya perasaan gua ke dia itu hanyalah obsesi. Hhhhhh rumit cinta tuh.

July 25th, 2023

The twelfth book on the list is Filosofi Teras written by Henry Manampiring. First thing first, I would like to thank Arvia for giving me this precious book from her collection for free. It brought me tears because I did not expect that a friendship from university's community service program in 2019 would still go strong and well until now :')

This is categorized as a self-improvement book. Although I have read that type of book a lot this year, I feel like I am unable to put a score to this book. And also, on the contrary, I will not tell you guys how little or massive this book has changed my life whatsoever. I use this book instead for a guidance in self reflection. We sometimes do not give ourselves much time to look back on our past and reflect. This book teaches that yes, we cannot change our past, but do not we want to be Prokopton, a progressor, that strives to be better?

"Ada juga alternatif "membohongi" pikiran dengan sementara, dengan zat. Misalnya dengan alkohol, menekan kesadaran sehingga lupa sementara. Tapi besoknya muncul lagi."

Filosofi Teras begins with a discussion about daily negative emotions, such as worry, anxiety, stress, anger. When I drowned in and dealt with one or more of those emotions, alcohol used to be my most favorite escapism. Problems are berlalu lalang in my life still, and I miss drinking it at times, but I have decided to quit alcohol for good, starting from the beginning of this year. It is included in my year 2023 resolutions. Wish me luck? Hahaha.

"Kita wajib menggunakan nalar dan rasionalitas agar selaras dengan alam dan terhindar dari kebiasaan menyalahkan Tuhan dan orang lain."

Rational is a description my friends gave me. Gave. In past tense. These last few years, I am moving back and living under the same roof with my parents. They are the only trigger to my emotional imbalance. I feel like I have lost that rationality. Feelings have driven my way of making decisions and how I act. Even blamed God for my existence.

"Di semua situasi, bahkan saat kita merasa tidak ada kendali sekalipun, selalu ada bagian di dalam diri kita yang tetap merdeka, yaitu pikiran dan persepsi."

My soul was much more in peace before because everything was under control in my mind. Nothing really bothered me when I was living alone during college. Kept every perception very simply. Now, one thing for sure that I should work on is to get it back. Something lost must be found again.

"Peristiwa itu sendiri hampir selalu netral, tetapi kemudian menjadi "positif" atau "negatif" karena interpretasi dan makna yang kita berikan."
"Emosi (negatif) dianggap sebagai akibat dari nalar/rasio yang keliru."

Above statement piqued my interest. I am now starting to think how to apply such challenging mindset to my way of life. We shall not be hasty to judge and act on what we feel and think.

"Universe, your harmony is my harmony, nothing in your good time is too early or too late for me. [Semesta, apa yang selaras bagimu pastilah selaras bagiku. Apa yang baik menurut waktumu tidak akan terlalu cepat atau terlalu lambat bagiku]."

I just think everybody needs to hear this. Everything is gonna be okay, for you are already in your timeline.

"Suatu hal tidak worth (berarti) dikejar kalau lo tidak enjoy mengejarnya. Karena pada akhirnya lo bisa belajar lebih banyak ketika lo menikmati the journey, not the result."

Proved this statement myself. Bisa dibilang gue adalah si paling linjur. Gue SMA kelas 1 semester 1 di kelas IPS, lalu di semester 2 nya gue pindah ke IPA karena kehendak orang tua. Di saat itu lah gua menyadari bahwa gua ga enjoy sama sekali karena gua ga passion disitu. Menyadari pentingnya kata hati dalam urusan belajar, gue belajar soshum untuk bisa lolos di program studi Sastra Inggris. I felt I was back on the right track during uni. Now, I continue my study in management. From IPS to IPA to Sastra to Economy. What a ride. So, I hope you guys not be afraid to take your own preferred road. I guarantee you will not regret it.

"Ketika mereka bebas memilih, artinya mereka dihargai sebagai individu, dan mereka akan menjadi individu yang lebih sehat. Mereka berani speak up their mind. Dan mereka mengenali diri sendiri."

Sudahkah kamu menghargai dirimu sendiri? Sudahkah kalian, para orang tua, menghargai anak kalian sebagai individu yang memiliki freedom of choice?

To end the review of this book, I put these two meaningful quotations. Serap dan pahami.

"Maka pergilah kamu (dari hidup) dengan anggun (grace)-keanggunan yang sama yang telah ditunjukkan kepadamu." - Marcus Aurelius (Meditations)
"Kebahagiaan adalah efek samping ketika seseorang memaknai hidupnya sendiri, dan meraih makna itu."

August 2nd, 2023

The Lovable Lady Formula by Jet Veetlev, Kei Savourie, and Lex dePraxis is the thirteenth book. I have a friend, a Casanova wannabe (haha), who recommended it to me. Those three writers wrote two books on the same topic, one for the gentlemen and one for the ladies. He had read the gentlemen version and advised me a lot about boys, so I called him Pelatih, udah bukan level Player lagi dia mah wkwkwk. That is why this book sounded so interesting the first time.

Fyi, I have changed my media for reading, from physical books to ebook. I used iPusnas. Yang gratis gratis weh. Sedang money eobseo wkwk.

Di awal, penulis menjabarkan betapa pentingnya menjadi seorang Lovable Lady, brief formulanya, dan kuesioner apakah Anda sudah menjadi Lovable Lady di tiga kategori yang ditentukan. Hasil kuesioner gue sungguh mengecewakan tapi to be honest ya memang gue seperti penilaian tersebut. Ini hasilnya:

B1 (Beauty): 50
B2 (Behavior): 70
B3 (Brain): 78

1. Lebih memedulikan brain dan kurang memedulikan beauty/penampilan diri.
2. Beauty leavable, behavior likeable, dan brain likeable.
3. Tingkat lovability in general: 66, means likeable.
4. Strategi terbaik untuk meningkatkan kualitas diri dimulai dari perbaikan penampilan (beauty), lalu kepribadian (behavior), dan terakhir kecerdasan (brain).

Kalau kalian mau tau tingkat Lovable Lady kalian, silahkan cari bukunya secara resmi ya.

Dari situ, gue tau point mana yang harus jadi fokus gue dan step-step nya pun jelas. Gue ga dibikin ngang ngong kek "oh iya beauty gue kurang, so what now?" Tapi memang banyak effort harus dilakukan. Point pertama beauty adalah aktif mengikuti tren fashion yang cocok untuk diri saya. Gue bulan ini jadi boncos syopi njir buat beli pakaian 😅 Memang gue biasanya kalo beli pakaian tuh cuma sekali setahun, misal bulan Agustus ini gue dah belanja pakaian, maka 11 bulan lainnya ga ada gue kepikiran beli-beli lagi 😭 Kebangetan. Cewe macem apa gweh 😀

Dan setelah belanjaan gue sampai, gue cobain kan tuh, dan jadi sadar proporsi badan gue yang tinggi kurus ini sebenernya enak buat styling baju. Cuma effort nya aja yang kaga ada wkwk. Thanks to this book banget deh. Confidence boost 👍

"Semakin Anda merasa diri Anda biasa saja, semakin Anda tidak mau menampilkan apa-apa, semakin sedikit Anda menerima respons positif dari orang, dan akibatnya Anda merasa mendapat bukti bahwa Anda biasa-biasa saja."

So Ladies, be extraordinary! Show them the result of hard work you do to maintain your high qualities! We all love a confident lady!

"Ketika rasa percaya diri Anda maksimum, Anda akan menjadi orang yang tidak ribet. Rasa minder membuat Anda memusingkan apa kata orang. Rasa minder juga membuat Anda ketakutan untuk melakukan apa-apa."

"Lovable itu kuncinya adalah mencintai diri sendiri sebegitu dalamnya, sampai-sampai orang lain ikut-ikutan." - Lovable Sisters.

Make sense banget......

"She was beautiful, but not like those girls in the magazines. She was beautiful, for the way she thought. She was beautiful, for the sparkle in her eyes when she talked about something she loved. She was beautiful, deep down to her soul. She is beautiful." - F. Scott Fitzgerald.

Semua orang harus tau ini sih, lelaki maupun perempuan:

"Saat berinteraksi dengan lelaki, Anda jangan berusaha membuat dia terpukau. Ini mengimplisitkan anda berada di posisi inferior sementara dia adalah superior. Posisi Anda seharusnya setara dengan lawan bicara. Jadi, perlakukan dia santai biasa saja. Anda tidak perlu berlebihan memikirkan apa yang harus Anda lakukan agar dia tidak bosan. Anda bukan badut sirkus, dan kegiatan bersosialisasi bukanlah sebuah pertunjukan. Anda bukanlah sebuah permainan. Anda bukanlah sebuah hiburan. Anda dan lawan bicara Anda adalah dua makhluk setara, yang sedang bermain dalam permainan yang sama. Karena itu, nikmatilah permainan ini."

Bener banget gasieeee. Biasa aja gengs. Ga usah over react gitu demi nyenengin seseorang atau to make impression. Jadikan effortlessly interesting conversation itu daily mode lu dengan siapapun.

"Saat kencan, buang jauh-jauh impian Anda tentang masa depan, apalagi tentang indahnya pernikahan dan segala tetek bengek masa depan lainnya. Dia bukan pria idaman Anda. Dia bukan calon suami yang sangat bertanggung jawab dan menyayangi anak-anak kalian."

WKWKWKWKW HAYO NGAKU SIAPA YANG PERNAH BEGITU TAPI KEMUDIAN HUBUNGANNYA KANDAS? Gue juga pernah kok. Kita pernah sebodoh itu. Makanya buku ini mencoba memperbaiki mindset Anda, para Ladies.

Saya akan spill what makes a lady lovable: "Sensual dalam penampilan dan perilaku, engaging dalam berkomunikasi, delightful dan cinta pada diri sendiri, understanding dalam memperlakukan orang lain, memiliki identitas dan keahlian captivating, serta expressive dalam pembawaan diri."

Yang paling penting dari semuanya akan saya jadikan penutup.

"Anda bisa bahagia tanpa campur tangan orang lain. Anda perlu punya keyakinan teguh bahwa kebahagiaan Anda adalah tanggung jawab pribadi, bukan tanggung jawab keluarga, teman, ataupun pasangan. Keyakinan seperti itulah yang membuat Anda lebih berani memilih pasangan hidup, karena Anda bisa yakin kebahagiaan hubungan itu ada di tangan Anda."
-
Next book will be Sapiens by Yuval Noah Harari. And also will be delayed because I'm pretty much busy this month with college life's adaptation and all.


List buku akan terus di-update. Please do check this page regularly!

XOXO,
Arum.

Komentar

Postingan Populer