Closing the Chapter of Crush for 14 Years

 


- Joji's Glimpse of Us brings me to write this. Here comes the time I tell people how hard me falling for someone for 14 years. This blog post is a cue that I already close one chapter in my life. -


Initially, I did not know when I fell for this man. Found my tweet with his pic attached, tertanggal 2010. Uh okay 2010 then. Until I opened my diary. There is a page stating his name tertanggal 2008. So, yeah, 2008 is the oldest evidence I've found out so far.

Starting from 2008, and I close the chapter of him in June 2022. 14 tahun hati gue buat 1 orang doang.

Semua berawal dari orang tua gue yang suka praising dia, told me betapa baik, rajin, religius, berbakti pada orang tua, ramah, ulet, dan pinternya dia. Ya orang tua gue cerita begitu biar gua mencontoh dia. Tapi bagi gue, dari situ lah mungkin di pikiran gua sudah tertanam betapa sempurnanya sosok dia. Semakin gua dewasa, gua jadi membuat dia sebagai standard dan menganggapnya sebagai husband material. Bahkan ketika gue kuliah di Semarang, random aja lagi motoran buat nyari makan, terbersit di otak gue bahwa udah sekian lama dan udah kenal banyak cowo dong gue, sempet di sela 14 tahun itu tentu ada gua suka sama beberapa orang, tapi "sampai saat ini pun gua belom nemuin cowo lain sesempurna dia. Apa ada orang lain as perfect as him exist?"

Hati ga bisa berbohong. Selalu ada degup jantung tak beraturan saat gua sama dia. Berbeda dengan ke orang-orang yang sempet gua sukain. In fact, gua ga pernah deketin dia secara gamblang, apalagi sampai confess. Until there was a chance for me in late 2019. Itupun gua selalu sadar bahwa gimanapun gua sama dia akan berakhir di jalan buntu. There were visible boundaries between us that should not be crossed. Ya itu yang membuat gua ga pernah maju dan perjuangin cinta gua selama belasan tahun.

What happened in late 2019?
Ah, ada lah suatu hal yang membuat dia ada urusan sama gue. Dan gua melihat itu sebagai kesempatan untuk gua bisa deketin dia. So, I took the chance. I showed him affection. Banyak yang bilang sih gua kalo suka sama seseorang itu keliatan jelas banget, gua ga tau apakah dia sadar atau ga atau malah pura-pura bego dan memilih ga menyadari itu. Yang gua yakini, back then, I really tried my best to get close to him, to grab his heart.

Disaat itu pula, datang seseorang membawa drama diantara gua dan crush gua ini. Melalui si pembuat drama itu, membuka mata gue betapa "open arms" nya crush gue. Dia menerima dengan tangan terbuka perhatian yang diberikan kepada dia dari segala arah (banyak cewe). Dan ada lah suatu internal drama yang membuat gua jadi jaga jarak dengan crush gua ini.

Setelah itu, gua pikir gua udah benci sama dia, udah move on. But whom was I trying to fool? Not even my friends got fooled.

Semenjak perdramaan tersebut, actually temen-temen gue ga suka banget sama dia. Mereka sadar kalo crush gua ini sebenernya brengsek banget. Tapi gua ini bulol aka bucin tolol. Gua menutup mata dan telinga, bahkan kepada temen-temen gue yang udah nasihatin a-z soal dia.

Sampai pada Desember 2021, gua nebeng mobil dia ke suatu tempat karena gua ada urusan dan mau ketemu orang lain. Mistake's on me. We spent time together again, and the heartbeat was still there. Ternyata gue blom move on wkwkwkwk CUMA LAGI DENIAL, kalo kata temen gue.

Lalu gua jadi deket lagi sama dia. Gua jalan lagi sama dia beberapa kali. Ke temen-temen (yang pastinya emosi), gua selalu beralasan "gua cuma mau menikmati waktu aja sama dia, gua dah ga ada niatan milikkin dia." Ya tolol memang. Benar gua ga pernah jadi pihak yang mencari dia duluan, karena gua ketemu sama dia emang selalu tiap dia yang nyariin gue. Sampai gue dikatain tempat sampah sama sister gue wkwkwk Karena gua selalu siap menampung keluh kesah dia dan selalu ada kapanpun dia butuh gue.

Dan dia menikah pertengahan 2022 ini. Dengan state gua blom move on...
Bahkan awal Juni kemaren gua tetiba kangen dia dan ngeliatin foto-fotonya. Lah, gua malah menemukan sesuatu wkwkwk

Bukan sesuatu yang bagus :)

Gua jadi kecewa banget dan disgusted sama dia.
Gua tipe yang mudah banget losing feelings asal ada trigger nya. I finally found that trigger.
Akhirnya gua bisa beneran move on. This time, udah bukan denial lagi. I see him disgusting.
Ga perlu lah ya gua jelaskan apa yang gua temukan. Tapi jujur gua lega. Karena selama ini sebenernya gua juga sadar kalo dia brengsek but I kept blind eyes on it. Hal yang gua temukan itu bener-bener membuat mata gua terbuka.

That second, gua menertawakan diri gua. Bodoh banget ya gua suka sama seseorang selama 14 tahun. Sama orang yang seperti itu pula hahaha. Agak menyalahkan diri gua tapi apa gunanya?

I decided to put it all in the past. Akhirnya chapter yang berjalan selama 14 tahun kelar juga. With this blog post, gua nyatakan bab kehidupan gua yang satu itu sudah ditutup.

Agak ngerasa kosong gitu sih gua karena setelah dipikir-pikir, selama 14 tahun gua mencintai the idea of someone in my mind, bukan sosok nyata dia sebagai manusia yang tentu punya kekurangan. I definitely have to work on this biar ga terulang lagi.

Terus maksud lagu Joji - Glimpse of Us apa?
I hurt someone along the way. Di 2019, gua menyakiti seseorang yang tulus sama gue.

Disaat gua melihat ada kesempatan untuk mendekati crush gue, I already had someone in my side, romantically. Gua menjalani sebuah hubungan tanpa hati gua ada buat dia. Bahkan saat sama dia, gua udah kontakan sama crush gue. I did not prolong my relationship with him any longer. He did not deserve to be treated like that by me. Ditambah dia pernah ngomong, "kamu mau ga jadi istri aku?" And all I felt that time was fear. Satu, karena gua punya commitment issue. Dua, karena dia keliatan serius sama gue. Ga bisa gua biarkan itu. I hurriedly broke up with him. Gua jujur sama dia kalo gua suka sama orang lain dan mau deketin orang itu (that person was my crush). Gua pikir he deserved an honesty from me, yang ga gua pikirkan adalah gua mungkin menyakiti dia cukup dalam.

I do not know why lately gua mimpiin mantan gue itu. Bahkan semalem juga mimpiin dia. Guess the guilt will never ever leave me completely.

Tentu gua merasa bersalah. Banget. Walaupun gua dah minta maaf lewat chat karena gua blom ketemu dia lagi, tetep aja rasa bersalah itu masih ada di hati gue.

I am sorry that when I was with you, gua masih terjebak sama seseorang dari masa lalu itu. That's why until now, I'm still wishing the best for you. Maaf orang yang lu temui adalah gue, orang ga berperasaan.

Selain itu, deep down gua tau gua punya commitment issue. Gua takut berada dalam sebuah hubungan yang mengekspektasikan gue harus commit. Bukan masalah gue mesti commit ke satu cowo doang. No, that is not the point at issue. Gua rasa living alone lebih suitable buat gua.

Gua rasa cukup segini aja isi post ini. Thank you for taking the time to read this.

Xoxo,
Arum.

Komentar

Postingan Populer