Guide Ilmu Pengelolaan Keuangan dan Investasi untuk Pemula (Part 1)

Warning dulu ah wkwkwk

Setelah kalian menerapkan seluruh guidance ini, 1 fakta yang akan terjadi "gua tuh sebenernya punya banyak uang, tapi ga bisa gua pakai, bahkan sampai saat ini gua masih menekan pengeluaran." Ya itu, seperti yang kalian baca.

Dan seperti judulnya, ini part 1 yang berisi pengelolaan keuangan aja. Investasinya ada di part 2 ya.

Orang-orang terlalu terfokus pada investasi menganggap bahwa investasi akan memberi income pasif yang membuat kita seketika kaya. Salah besar lah anjir. Lu mau langsung kaya dari income pasif aja? Emang lu punya modal invest berapa? 1 milyar? 10 milyar? wkwkwk

Gua akan menjabarkan tips-tips keuangan gua yang cuma seorang mahasiswa tidak kaya ini. Jadi gua ga akan ngagetin kalian dengan ngasih tips "buka akun sekuritas dan invest di produk x sebanyak sekian juta." Jelas tidak. Gua memulai semua dari remah-remah sisa uang bulanan yang gua terima. Termasuk dari sudut pandang pemula karena gua memulai investasi tanpa bantuan dari orang lain, semua gua pelajarin sendiri. Jadi sambil kalian baca, gua harap kalian juga praktikkan langsung sehingga yang gua tulis tuh bisa dimengerti.

Dan maafkan ya kalo Bahasa Indonesia gua ga baku atau berantakan, apapun itu. So yeah, kita mulai.

Tips pertama adalah mengatur alokasi pengeluaran sesuai jumlah pendapatan yang kalian terima.

(sumber: zapfinance on ig)

Alokasi pengeluaran 1
Kondisi: Penghasilan setara UMP atau dibawahnya
Nama: Metode komitmen
Alokasi:
- Pos biaya hidup & komitmen 75%
- Ditabung 25%

(sumber: zapfinance on ig)

Alokasi pengeluaran 2
Kondisi: Penghasilan diatas UMP hingga double digit (10 juta dan lebih)
Nama: Metode simpel
Alokasi:
- Living/biaya hidup (cicilan KPR, bayar listrik, bayar air, internet, dll) 50%
- Saving/ditabung (dana darurat, nabung pembelian besar, dana pendidikan, dana pensiun, dll) 30%
- Playing/hiburan (main ke mall, beli koleksi hobi, langganan layanan prabayar, dll) 20%

(sumber: zapfinance on ig)

Alokasi pengeluaran 3
Kondisi: Penghasilan diatas 30 juta
Nama: Metode zapfin
Alokasi:
- Zakat, sedekah & sosial 5%
- Dana darurat 5%
- Premi asuransi 5%
- Biaya hidup bulanan & cicilan 60%
- Nabung pembelian besar 5%
- Investasi masa depan 10%
- Gaya hidup dan hiburan 10%

Penerapan alokasi pengeluaran ala gua:
Gua mahasiswa perantauan yang ngekos dan menerima uang bulanan dari orang tua sebesar 2 juta. Berarti dibawah UMP ya, jadi seharusnya pakai alokasi 1 dengan rincian biaya hidup 75% (1,5 juta) dan ditabung 25% (500 rb). Rincian pengeluaran wajib adalah makan, pulsa, dan keperluan kuliah sebesar 1,1 juta dan stabil setiap bulannya segitu. Lalu karena gua anak muda dengan tingkat konsumtif tinggi suka beli skincare di e-commerce, gua menggunakan sisa 400 rb dari biaya hidup. Lalu sisanya gua tabung. Sekali lagi, ini kasus gua. Untuk kalian ya sesuaikan dengan kebutuhan kalian, misal ada yang wajib membayar kontrakan dan segala macam. Sesuaikan semuanya selama masih berpatokan pada 75:25 itu.

Dan sebenernya gua mulai menata semuanya setelah pandemi covid mulai. Perkuliahan off dan gua pulang ke rumah, ga dapet uang bulanan lancar seperti biasanya lagi, dan disitu gua menyadari bahwa mulai saat itu gua hidup dengan uang seikhlasnya dari orang tua gua dan dari sisa tabungan. Bukan hanya pekerja tapi semua pihak pun terpukul karena kondisi covid yang ga pasti itu, termasuk gua. Sebelumnya gua pikir gua akan terus berkuliah sampai gua lulus dan uang bulanan gua akan aman, tapi ternyata banyak faktor x dari luar yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Karena itu, gua menyadari cara mengelola keuangan gua salah dan gua ga punya dana selain dari tabungan.

Gua harap kalian ga perlu menunggu sampai suatu kondisi menyadarkan kalian untuk segera mulai mengelola keuangan dengan baik. Pengelolaan keuangan adalah skill bertahan hidup yang akan sangat membantu hidup kalian saat ini dan di masa depan.

Karena persentase saving/ditabung sudah tetap, setelah menerima penghasilan bulanan untuk yang bagian ditabung segera dipisahkan. Menabung dari sisa uang itu tidak efektif. Kecuali dari pos kebutuhan hidup masih ada sisa, maka boleh dimasukkan ke pos tabungan.

Dan ya.. untuk tips pertama adalah seperti itu. Kalau ada yang kurang, bisa tulis di komentar aja ya, nanti gua tambahin.

Tips kedua adalah cara menabung. Tips ini ditujukan untuk orang yang ga memiliki penghasilan tetap bulanan. Tentu ada mahasiswa yang menerima uangnya harian dan akan kesulitan menggunakan alokasi pembagian seperti diatas. Gua sebelumnya pernah membuat highlight 'Investment 101' di IG. Jadi beberapa akan gua pake juga disini.

(Illustrasi: zapfinance on ig)

Metodenya seperti yang tertera aja ya biar gua ga perlu ngetik ulang.

Gua pribadi menyarankan punya 2 bank. 1 bank untuk fungsi tarik tunai kebutuhan sehari-hari dan 1 bank untuk menabung dengan syarat bank menawarkan bunga tinggi. Gua pribadi menggunakan BNI dan BTPN Jenius. BNI gua taplus muda yang gua bikin pas pendaftaran kuliah jadi biaya admin bulanannya cuma kena sekitar 3 ribu yang gua gunakan untuk tarik tunai kebutuhan dan BTPN Jenius tidak ada admin bulanan dan fasilitas save it flexi saver nya menawarkan bunga 4% pertahun sangat cocok untuk menaruh alokasi saving/ditabung.

Apapun bank nya, pastikan akun kamu aman di bank tersebut. Jangan tergiur biaya admin rendah dan bunga tinggi tapi tidak menjamin keamanan uang nasabah. Sudah banyak kasus kriminal pembobolan akun lalu bank lepas tanggung jawab. Dari gua browsing banyak situs, bank BRI, BCA, dan Mandiri masuk dalam 3 terbaik bank di Indonesia. Pilihlah dengan bijak dan gua ingatkan sekali lagi untuk memilih sesuai kebutuhan.

Sebelum beranjak ke part 2 terkait investasi, gua akan membahas 1 syarat wajib yang harus banget dimiliki semua orang, baik yang akan berinvestasi maupun tidak, yaitu Dana Darurat atau Emergency Fund.

Tips ketiga yaitu dana darurat.

Covid tidak hanya menyadarkan gua bahwa tabungan gua ga memadai, juga bahwa gua ga akan selalu menerima uang bulanan. Untuk pekerja, kalian ga tau kapan kalian akan dipecat mendadak, atau sampai kapan kalian akan tahan di tempat kerja kalian, atau faktor luar (seperti covid) yang bisa membuat kalian kehilangan pekerjaan tanpa diberikan pesangon. Inilah kenapa kita semua butuh bantuan dana darurat disaat genting seperti itu. 

(sumber: zapfinance on ig)

Kalian tidak mengerti maksud dari gambarnya kan? wkwkwkw temen-temen gua juga gitu kok. Jadi ini dia penjelasannya.

Gua pake contoh diri sendiri deh. Gua dah bilang kan ya kalo gua anak kos? Jadi gua dah tau pengeluaran stabil bulanan untuk kebutuhan itu berapa. Gua pengeluaran wajib 1,1 juta dengan rincian untuk makan, keperluan kuliah, dan pulsa. Mari mulai kita cocokkan dengan tabel diatas. Kondisi gua sesuai dengan yang paling pertama: tidak memiliki komitmen utang dan tidak memiliki tanggungan. Uang bulanan gua ya emang buat kebutuhan gua, ga terbagi untuk siapa-siapa. Penghasilan/pemasukan gua setahun juga hingga 100 juta (maksudnya dibawah 100 juta). Gua menerima kiriman uang saat kuliah dan gua kuliah 8 bulan dalam setahun, kalo di total gua dapet uang kiriman 16 juta pertahun. Cocok juga tuh yang bagian penghasilan dengan yang pertama. Maka target ideal adalah gua mengumpulkan 3x pengeluaran rutin bulanan sebagai dana darurat gue. So, 1,1 juta x 3 = 3,3 juta yang harus gua punya sebagai dana darurat.

Dana darurat ini sifatnya emergency atau darurat saja. Dipakai saat ada pengeluaran tidak terduga. Juli 2020 ini gua kena accident gitu, hp gua kecebur di laut dan rusak total. Untungnya gua punya simpanan untuk tujuan lain gitu yang bisa gua alihkan untuk dipakai beli hp. Tapi bayangin kalo gua ga punya tabungan dan ga ada dana darurat sementara hp itu primer banget buat kehidupan gue. Terus gua mesti beli pake uang dari mana?

Setelah tau tujuan penggunaan adalah untuk kondisi darurat dan harus siap sedia disaat kapanpun, itu lah kenapa penyimpanan dana darurat harus bersifat likuid. Artinya saat lo butuh, uang itu bisa diambil kapan saja. Makanya disarankan untuk dana darurat disimpan di tabungan (beda atm dengan biaya kebutuhan sehari-hari) atau di reksadana pasar uang. Kedua pilihan itu ada plus minusnya masing-masing.

Menurut gue..
Plus dari tabungan adalah bisa ditarik kapanpun dengan kartu atm. Minusnya, karena bisa diambil kapanpun, orang yang konsumtif akan terus menggunakan dana darurat namun bukan untuk keperluan darurat.
Plus dari reksadana pasar uang adalah memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari bunga tabungan biasa. Karena RDPU adalah instrumen investasi. Minusnya berada di waktu pencairan. Saat kita mengajukan penjualan investasi, dibutuhkan 1-3 hari kerja sampai uang masuk ke rekening penerima. Selain itu, jika bank kustodian (bank penampung) produk investasi tersebut berbeda dengan bank rekening kita, maka akan terkena fee senilai 3500 (kena biaya transfer gitu lah untuk penjelasan mudahnya). Tapi untuk minus yang terakhir jika kita melihat dari sisi positifnya, kita akan sayang untuk cairin dana darurat tersebut karena fee 3500 itu. So, kalo kebutuhannya ga darurat banget sampe harus cairin dana darurat di RDPU, uang itu akan aman dan nilai imbal hasilnya akan terus berkembang.

Gua sendiri menyimpan dana darurat di RDPU yang memberikan imbal hasil 6,9% dalam 1 tahun. Kalo gua menyimpan di bank ke-2 gue, BTPN Jenius, hanya memberikan bunga 4%. Mungkin ada yang berpikir "jadinya ga efektif dong punya dana darurat tapi sayang kalo dicairin?" Ya makanya gua memikirkan solusi untuk itu. Pertama, gua tetap punya dana darurat yang disimpan di RDPU. Langkah berikutnya, gua harus punya minimal saldo di kedua tabungan gua. Gua memutuskan harus punya minimal saldo 1 juta di BNI dan 1 juta di BTPN Jenius. Jadi suatu saat gua butuh tapi nominalnya masih kecil-kecil, gua ga harus cairin dana darurat karena masih punya uang di 2 atm gua senilai 2 juta. Tapi langkah ini juga akan cukup memberatkan karena gua harus menabung dana darurat dulu dan setelah itu tercapai juga gua ga bisa santai karena gua harus menabung lagi untuk memenuhi minimal saldo tabungan tersebut. Ini sih keputusan pribadi gua ya. Kalian mau memutuskannya seperti apa, sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kalian.

Untuk kalian yang pekerja, saran terbaru dari ZAPFinance setelah munculnya pandemi covid adalah mempunyai dana darurat 12x pengeluaran rutin bulanan. Alasannya:
1. Bisa saja suatu hari terdapat bencana nasional lagi dan membuat perusahaan memotong gaji kalian sekian persen atau bahkan ga akan dapat penghasilan lagi sama sekali karena pemecatan sepihak oleh perusahaan.
2. Misal kalian dipecat, maka kalian harus mencari pekerjaan baru untuk mendapatkan penghasilan lagi. Tapi siapa yang tau kapan kalian akan diterima kerja? Bagus kalo tidak sampai satu bulan, bagaimana jika berbulan-bulan ga dapat pekerjaan karena kondisi ekonomi yang sedang tidak bagus? Apalagi jika resesi, lowongan pekerjaan akan semakin sedikit dan sulit dicari.
Karena skenario-skenario tersebut, akan aman jika kalian memiliki dana darurat senilai 12x pengeluaran rutin bulanan, artinya kalian masih bisa memenuhi kebutuhan wajib hingga 12 bulan kedepan meskipun tidak mendapatkan pemasukan.

Karena nilai dana darurat gua ga banyak, gua cukup menyimpan di 1 tempat. Tapi kalau yang nilai dana daruratnya sampai 12x, ada baiknya tidak disimpan di 1 tempat. Saran gua pribadi sih, senilai 3x disimpan di rekening tabungan biasa dan sisa 9x nya di RDPU.

Terkait dana darurat sepertinya cukup segitu. Jika memiliki pertanyaan dan butuh penjelasan mendalam, bisa tulis di comment section dibawah, lalu akan saya tambahkan penjelasannya di postingan ini. Akan saya jawab selama saya tau ilmunya. Kalau saya tidak tau, ya saya tinggal mencari dan membaca di internet. Jika menyangkut ilmu keuangan, saya masih sangat haus ilmu. Hehehehe

Oke, pembahasan selanjutnya adalah soal investasi yang akan saya lanjutkan di postingan berikutnya, Guide Ilmu Pengelolaan Keuangan dan Investasi untuk Pemula (Part 2). Ditunggu saja ya.

Jika pemahaman saya ada yang salah, saya sangat terbuka dengan koreksi yang diberikan orang lain. Tuliskan saja di kolom komentar, maka saya akan memperbaiki isi postingan saya ini.

Saat ada rejeki, sebaiknya kita bersusah-susah dulu. Toh uang yang kalian simpan itu saat sudah semakin menumpuk juga kalian sendiri yang akan 'petik buahnya' dan nikmatin itu. Semangat ya kita semua! Percayalah ini untuk masa depan yang lebih baik.

Good luck and have a nice day, y'all!

XOXO,
Arum.

Komentar

Postingan Populer